Kenapa Serangan ke RS Indonesia di Gaza Bikin Kita Khawatir?
Oktober 31, 2024
Kabar mengejutkan datang dari Gaza Utara, di mana Rumah Sakit Indonesia kembali diserang oleh Israel pada 19 Oktober 2024. Wakil Menteri Kesehatan Gaza, Yousef Abu Rish, mengungkapkan bahwa lantai atas rumah sakit tersebut menjadi sasaran tembakan artileri.
Kejadian ini bukan hanya menambah derita bagi warga Gaza yang sudah terluka, tetapi juga menunjukkan betapa rentannya fasilitas kesehatan di tengah konflik yang berkepanjangan ini.
Bayangkan situasi yang dihadapi para pasien dan staf medis saat suara tembakan menggema di sekitar mereka. Organisasi kemanusiaan MER-C dari Jakarta bahkan melaporkan kepanikan yang melanda rumah sakit saat serangan terjadi.
Ini bukan sekadar angka di berita, tetapi kehidupan nyata yang terguncang oleh kekerasan. Pasien yang seharusnya mendapatkan perawatan kini terjebak dalam ketakutan, dan tenaga medis yang berusaha menyelamatkan nyawa menjadi sasaran.
Direktur Rumah Sakit Indonesia, Marwan Al-Sultan, mengatakan bahwa serangan ini memadamkan listrik, berpotensi membahayakan nyawa 40 pasien dan 15 tenaga kesehatan yang masih bertahan.
Ini adalah gambaran nyata dari kekacauan yang terjadi di Gaza, di mana fasilitas kesehatan yang seharusnya menjadi tempat aman untuk sembuh justru menjadi target serangan.
Dalam situasi seperti ini, di mana para medis bekerja keras untuk menyelamatkan nyawa, serangan semacam ini jelas melanggar segala norma kemanusiaan.
Kementerian Kesehatan Palestina mengeluarkan seruan kepada tenaga kesehatan di seluruh dunia untuk menunjukkan solidaritas terhadap rumah sakit-rumah sakit di Jalur Gaza.
Ini bukan sekadar seruan, tetapi panggilan moral bagi kita semua untuk melihat lebih jauh ke dalam isu kemanusiaan yang sedang terjadi.
Kemanusiaan seharusnya tidak mengenal batas; apa yang terjadi di satu bagian dunia dapat mempengaruhi kita semua. Dalam konteks ini, solidaritas menjadi kunci untuk menghadapi genosida dan kejahatan terhadap kemanusiaan.
Di tengah pengepungan yang berlangsung hampir dua pekan, Israel bahkan memerintahkan tiga rumah sakit di Gaza Utara untuk segera mengevakuasi ke arah selatan.
Ancaman untuk menghancurkan rumah sakit dan menangkap orang-orang di dalamnya membuat situasi semakin mencekam. Relawan dari MER-C yang ada di Rumah Sakit Indonesia terpaksa mengungsi demi keselamatan.
Namun, sampai saat ini masih ada empat relawan yang bertahan, yang menjadi WNI terakhir di daerah tersebut. Ini menunjukkan keberanian dan dedikasi mereka dalam menjalankan misi kemanusiaan meski dalam kondisi yang berbahaya.
Dalam situasi yang sulit ini, kita perlu mengingat bahwa setiap tindakan, sekecil apapun, dapat berdampak besar. Dukungan dan solidaritas internasional sangat penting untuk membantu masyarakat Gaza. Setiap suara yang menyuarakan ketidakadilan adalah langkah menuju perubahan.
Kita tidak boleh tinggal diam, karena suara kita dapat membantu mereka yang terjebak dalam kegelapan.
Mari kita terus mengedukasi diri kita tentang apa yang terjadi di Gaza dan menyuarakan kepedulian kita. Dengan berbagi informasi, berdonasi, atau bahkan hanya dengan berdiskusi tentang situasi ini, kita dapat berkontribusi dalam meningkatkan kesadaran akan penderitaan yang dialami oleh rakyat Palestina.
Semoga suatu saat nanti, rumah sakit dan fasilitas kesehatan dapat berfungsi kembali tanpa rasa takut, dan setiap orang dapat menerima perawatan yang mereka butuhkan tanpa ada gangguan dari kekerasan.